Solusi Putri Karlina dalam Mengentas Sampah di Kabupaten Garut saat Kunjungi TPA Pasir Bajing

Calon Wakil Bupati Garut nomor urut 02, Putri Karlina, memiliki rencana untuk mengatasi masalah sampah yang menjadi perhatian di Kabupaten Garut. Diantara gagasan yang diusulkannya adalah peningkatan edukasi dan penerapan teknologi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing.

Pernyataan ini disampaikan oleh Putri Karlina setelah terlibat dengan masyarakat yang ada di TPA Pasir Bajing di Banyuresmi, Garut.

Pada kunjungannya, Putri berbincang dengan para pemulung dan mendengarkan keluh kesahnya. Ia mengamati kondisi TPA Pasir Bajing, satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah di Garut.

Putri merasa prihatin dan cemas melihat keadaan TPA, Ia mengatakan bahwa masalah ini tidak ditangani, tumpukan sampah di lokasi akan menimbulkan dampak negatif, “Kondisi TPA Pasir Bajing ini sudah lebih baik berkat kerja UPT. Namun, kedepannya perlu ada kebijakan lebih luas. Tidak hanya fokus di sini, tapi harus menyentuh semua aspek, dari hulu hingga hilir. Pernyataan besarnya, bagaimana tumpukan sampah ini akan ditangani?” ungkap Putri.

Langkah yang akan diambil Putri jika terpilih menjadi Wakil Bupati, adalah mengintegrasikan teknologi ke TPA Pasir Bajing. Teknologi diharapkan bisa membantu pengelolaan sampah. 

“Pertama teknologi untuk mengurangi dari penumpukan ini, supaya kita tahu sampah udah numpuk, takutnya ada ledakan gas. Teknologi sebenarnya yang harus dimasukan dulu,” ujarnya.

Putri Karlina berencana akan mendatangkan ahli dalam bidang sampa. Dengan adanya teknologi, dia yakin permasalahan sampah di Pasir Bajing bisa teratasi, “Kita perlu diskusi dengan para ahli yang paham. Namun, saya percaya jika teknologi diterapkan bisa membantu mengurangi risiko,” ujarnya.

Selain teknologi, Putri juga berkomitmen menangani masalah sampah dari hulu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, agar terhindar darurat sampah di Garut.

“Dari dulu aturannya kan begitu (memilah sampah dari rumah). Tapi kenapa dari dulu juga di Garut khususnya tidak berhasil. Padahal metode sudah ada. Maka dari itu, penting pemerintah untuk hadir, tidak sekadar seremoni. Benar-benar harus didampingi masyarakatnya,” ucap Putri.

Facebook
Twitter
WhatsApp